Impulsive buying merupakan kondisi yang semakin populer dialami konsumen saat ini. Salah satu faktor adalah mulai maraknya berbagai produk yang dijual secara online. Menjual dan membeli barang secara online sudah mulai menjadi hal yang umum dan biasa saja di masyarakat. Namun, perlu Anda ketahui bahwa membeli barang secara impulsive/impulsive buying merupakan hal yang akan memengaruhi kondisi keuangan.
Impulsive buying berasal dari bahasa Inggris yang artinya belanja impulsif. Bisa dikatakan bahwa impulsive buying yaitu keinginan seseorang untuk membeli barang secara tiba-tiba dan dengan jumlah yang cukup banyak tanpa memikirkannya secara baik-baik.
Dapat dikatakan bahwa impulsive buying hanya mengandalkan emosi daripada cara berpikir logika, lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan pokok. Hal tersebut tentu dapat berisiko merugikan kita dari segi keuangan.
Fakta dari belanja impulsif yaitu, akan berdampak negatif terhadap seseorang yang tidak bisa mengontrol keinginannya. Kebiasaan ini akan menjadi cikal bakal pemborosan dan akan mengancam kesehatan isi dompet.
Berikut hal-hal yang memicu adanya impulsive buying:
Strategi Pemasaran
Apakah Anda pernah tergoda oleh rayuan promo,cashback dan diskon? Hati-hati, bisa jadi itu adalah salah satu fakor yang akan membuat Anda menjadi seorang impulsive buyer. Hal-hal yang tersebut memang akan mampu menarik keinginan dan sasaran yang empuk untuk para pelaku belanja impulsif. Rayuan diskon, cashback dan promo yang akan membuat Anda berpikir bahwa Anda harus memiliki barang-barang itu.
Kepribadian
Apakah Anda seorang ilmpusif? Faktor kepribadian yang impulsif juga menjadi salah satu alasan kenapa seseorang bisa menjadi sangat impulsif dalam memberi barang. Biasanya hal ini terjadi karena seseorang yang berkarakter impulsif takut ketinggalan zaman, terutama pelaku belanja impulsif biasanya banyak di bidang fashion.
Perilaku yang impulsif akan berpikir bahwa ia harus mengikuti tren dan tidak mau ketinggalan zaman, mereka tidak memedulikan isi dompet. Bahkan hal yang mengenaskan adalah mereka rela berhutang demi memenuhi gengsi tersebut. Misalnya membeli barang dengan brand yang berkelas, harga yang mahal padahal kondisi keuangan tidak memungkinkan namun memaksa untuk membelinya dengan berhutang, padahal sebenarnya belum tentu impulsive buying benar-benar membutuhkannya.
Jenis Produk
Jenis produk yang memiliki kemasan luar yang cantik tentu akan menarik perhatian perilaku belanja impulsif seseorang. Bahkan tidak hanya bagi seseorang yang memiliki kepribadian belanja impulsif saja namun, jika ada produk yang dijual memiliki karakter yang intrinsik dan esktrinsik siapapun akan menginginkannya.
Geografis dan Budaya
Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor geografis dan budaya juga akan memengaruhi perilaku belanja impulsif. Masyarakat yang berkepribadian mandiri lebih tinggi maka akan cenderung terbiasa belanja impulsif jika dibandingkan dengan masyarakat budaya kolektif.
Alasan mengapa masyarakat yang memiliki budaya mandiri akan lebih mudah menjadi pembeli impulsif adalah mereka tidak ingin merepotkan orang lain. Jadi, mereka meminta bantuan orang lain seminim mungkin.
Tips Mencegah Impulsive Buying
Perilaku impulsive buying bagi diri sendiri akan menyebabkan masalah keuangan Anda. Berikut tips-tips mencegah adanya tindakan atau perilaku impulsive buying demi kebaikan kondisi keuangan Anda.
Bedakan antara Keinginan dan Kebutuhan
Anda harus mulai pndai-pandai membedakan mana yang keinginan dan mana yang kebutuhan Anda karena, hanya Anda yang mengetahui kondisi keuangan Anda. Harus pandai menggunakan uang Anda untuk hal yang lebih penting terlebih dahulu. Hindari produk yang tidak terlalu diperlukan.
Mengatur Prioritas Barang Sebelum Membeli
Mengatur sendiri prioritas barang sebelum membeli adalah tips penting untuk mencegah perilaku belanja impulsif. Anda harus mulai latihan mengontrol diri untuk lebih mementingkan membeli kebutuhan utama terlebih dahulu. Harus pandai mengendalikan diri dan pandai menunda pembelian barang yang sebenarnya kurang menjadi prioritas kebutuhan Anda.
Hindari Pasang Aplikasi Marketplace
Sebaiknya Anda tidak perlu memasang terlalu banyak aplikasi marketplace di perangkat Anda. Hal itu akan membuat Anda ingin selalu membeli barang-barang dan akan memunculkan sifat belanja impulsif Anda kembali.
Batasi Penggunaan Kartu Kredit dan Pembayaran Online
Pembayaran online akan memudahkan Anda membayar apapun dengan mudah kapanpun dan di manapun. Namun, apakah Anda sadar bahwa hal tersebut juga dapat memicu hal negatif. Khususnya untuk Anda yang memiliki kebiasaan belanja impulsif.
Menghentikan Kebiasaan Berhutang dengan Tidak Belanja yang Berlebihan
Beberapa masalah yang timbul di masyarakat adalah tidak mampu mengelola pengeluaran yang didapatkan dari gaji. Biasanya dampak negatif dari penggunaan kartu kredit akan membuat Anda semakin mudah untuk berhutang saat belanja. Tentunya Anda dapat belanja menggunakan uang tunai/berbelanja secara tradisional saja, guna menghindari berhutang.
Demikian beberapa cara untuk menghindari impulsive buying terutama agar tidak terjebak berhutang. Memang belanja itu menyenangkan karena merasa akan memiliki barang baru, namun akan menjadi hal buruk jika kita membeli barang hanya karena emosi sesaat, apalagi jika sampai berhutang hanya karena gengsi.